Di balik kemajuan dunia farmasi di Manokwari, terdapat sosok-sosok inspiratif yang memberikan kontribusi besar dalam pengembangan layanan kesehatan masyarakat. Salah satu tokoh yang menonjol dalam komunitas farmasi di daerah ini adalah Ibu Yuliana Mambor, seorang apoteker senior yang juga merupakan pengurus aktif di Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Cabang Manokwari.
Ibu Yuliana telah berkiprah lebih dari dua dekade di dunia farmasi. Lulus dari salah satu institusi farmasi ternama di Indonesia Timur, beliau memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya di KABUPATEN MANOKWARI dan mengabdikan diri sebagai tenaga farmasi di puskesmas terpencil. Keputusan ini tidak mudah, mengingat kondisi infrastruktur dan aksesibilitas yang terbatas pada waktu itu. Namun, semangatnya untuk membantu masyarakat Papua mendapatkan akses terhadap obat yang aman dan bermutu menjadi alasan utama yang mendorongnya terus maju.
Dalam pekerjaannya, Ibu Yuliana dikenal sebagai pribadi yang telaten, sabar, dan penuh dedikasi. Ia bukan hanya melayani pasien dengan memberikan obat, tetapi juga memberikan edukasi yang menyeluruh tentang cara penggunaan obat yang benar, efek samping, serta pentingnya kepatuhan terhadap terapi. Ia percaya bahwa edukasi adalah kunci untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan peran penting farmasi dalam kehidupan sehari-hari.
Selama menjabat sebagai pengurus di PAFI Manokwari, Ibu Yuliana aktif memimpin berbagai program sosial dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi para tenaga farmasi di wilayah tersebut. Ia mendorong anggotanya untuk terus belajar, mengikuti seminar, serta memanfaatkan teknologi digital dalam praktik farmasi. Salah satu gagasannya yang mendapat apresiasi luas adalah pelaksanaan “Apoteker Masuk Kampung” — sebuah program di mana apoteker dan asisten apoteker berkeliling ke kampung-kampung terpencil untuk memberikan layanan kesehatan dan edukasi langsung kepada masyarakat.
Tidak hanya bergerak dalam ranah teknis farmasi, Ibu Yuliana juga dikenal sebagai sosok yang membangun jaringan kerja sama dengan pemerintah daerah, instansi pendidikan, dan komunitas lokal. Ia turut mendorong peningkatan kesejahteraan tenaga farmasi dan memperjuangkan hak-hak mereka, terutama di wilayah-wilayah dengan keterbatasan fasilitas.
Di mata rekan-rekan sejawat dan generasi muda, Ibu Yuliana adalah simbol keteladanan. Ketekunannya dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan logistik, kurangnya SDM farmasi, dan minimnya fasilitas pendukung, menjadi inspirasi tersendiri bagi banyak orang. Ia kerap mengatakan bahwa menjadi apoteker bukan hanya profesi, tetapi juga panggilan hati untuk melayani.
Kisah hidup dan dedikasi Ibu Yuliana Mambor membuktikan bahwa seorang individu bisa memberikan perubahan besar dalam dunia kesehatan, meski berasal dari daerah yang jauh dari pusat keramaian. Melalui perannya di PAFI KABUPATEN MANOKWARI, beliau tidak hanya membangun kualitas layanan farmasi, tetapi juga membangkitkan semangat dan harapan baru bagi generasi penerus praktisi farmasi di Papua Barat.